Kamis, 21 Juli 2011

Menjadi Widyaiswara Yang Hebat

Oleh: Ajriani Munthe Salak, S.S, M.Ed
(Widyaiswara Madya, LAN)

Orang Hebat adalah Orang Yang Membuat Orang Lain Hebat
John Maxwell
Pendahuluan
Sejak kecil saya selalu kagum terhadap guru, baik guru saya langsung di kelas ataupun guru yang pernah hadir dalam hidup saya. Mereka telah banyak berkontribusi dalam kehidupan saya secara pribadi dan professional. Mereka adalah orang hebat yang telah membantu menjadikan orang hebat. Di lain pihak, ada orang yang terpukul dan terdemotivasi oleh guru mereka dan menjadi orang yang tidak mampu membangun diri mereka secara baik. Walau mungkin jumlah tipe guru seperti ini tidak banyak, namun dampak yang diberikan cukup signifikan bagi masyarakat kita.
Sekarang saya sudah dewasa dan mencintai pekerjaan saya sebagai guru. Karena saya PNS dan membantu memberikan pelatihan dan pendidikan bagi orang dewasa saya disebut sebagai widyaiswara. Peran widyaiswara tetap sama di mata saya. Walau waktu yang mereka berikan kepada peserta didik tidak seintens seperti guru yang ada dalam benak saya. Di manapun widyaiswara berada predikat widyaiswara akan selalu mereka sandang di manapun dan kapanpun.  Mirip seperti guru saya dulu. Sayapun menganggap mereka guru saya walaupun saya tidak di kelas dan waktunyapun bukan untuk belajar. Mengapa widyaisara itu hebat? Di Kamp memberikan beberapa kriteria yang melekat pada widyaiswara yang hebat. Kalau Anda sama seperti saya belum merasa hebat, mungkin ini dapat menjadi pembelajaran.

Widyaiswara Yang Hebat
Menjadi hebat bukanlah hadiah tetapi sesuatu yang harus diusahakan. Menurut Di Kamp dalam bukunya The Excellent Trainer setidaknya ada empat keyakinan yang melekat pada widyaiswara sehingga mereka menjadi hebat. Keyakinan ini merupakan konsep ataupun philosopihal guidelines yang menjadi dasar dalam menjalankan peran sebagai widyaiswawa. Pertama, mereka mempunyai keyakinan terhadap dirinya sendiri; kedua, keyakinan tentang pembelajar; ketiga, keyakinan tentang informasi yang muncul dalam kehidupannya dan; keempat, keyakinan tentang bagaimana dunia ini bekerja atau beroperasi.
  1. Keyakinan terhadap diri sendiri. Widyaiswara yang hebat selalu meyakini bahwa:
  • Ia adalah seorang pembelajar kapan dan di mana saja.
  • Ia bersifat fleksibel baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia tidak memaksakan diri untuk menguasai semua ilmu. Dan ia melakukan hal yang tidak membebani batin maupun fisik mereka.
  • Bersifat toleran terhadap perbedaan pendapat. Bila ia kaku dan hanya meyakini bahwa pendapat dan keadaannya yang baik, maka ia tidak akan pernah mencapai kebahagiaan.
  • Ia selalu ingin tau. Sifat ingin tau membuatnya awet muda. Ia ingat bahwa setiap buah yang matang pasti busuk. Baginya ilmupun begitu, ilmu selalu baru dan segar. Sifat ingin taunya  membuatnya selalu tertarik dengan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain.
  • Ia menghindari sikap judmental . Ia yakin sikap menghakimi diri sendiri atau orang lain menyakiti diri sendiri. Sifat ini mengarah untuk menghukum diri dan orang lain secara mental.
  • Rela untuk mengambil resiko. Hidup selalu ada resiko. Setiap pikiran dan tindakan  pasti membawa resiko. Yang ia perlu persiapkan adalah bagaimana mengatasi resiko jika terjadi.
  • Memiliki antusias yang tinggi. Antusiasme adalah virus positif baginya dan orang lain. Bila ia berantusias melakukan pekerjaannya setiap saat, maka ia akan menjadi pribadi yang bahagia dan bersemangat.
  • Mau membantu. Ia tidak pelit dengan ilmu dan tenaga yang ia miliki. Kadang kalau perlu ia memberikan bantuan dana yang mungkin diperlukan untuk pengembangan diri dan orang lain di sekelilingnya.
  • Ia membimbing orang lain secara konstruktif.
  • Ia berkomunikasi dengan baik dalam level yang berbeda-beda. Ia mampu berkomunikasi dengan orang dengan berbagai latar belakang. Latar belakang peserta yang menjadi acuan model ia berkomunikasi bukan latar belakang yang ia miliki. Dengan demikian ia akan lebih mudah menyampaikan ilmu dan ide dan dapat dimengerti oleh peserta mereka.
  • Baginya belajar itu fun. Dengan demikia ia tidak khawatir dengan kesalahan. Kesalahan adalah bagian dari pembelajaran. Selanjutnya ia selalu ingin mencari umpan balik dari orang lain dan peserta didik bagaimana pembelajaran yang ia berikan. Ia melihat kritikan sebagai hal yang positif dan selalu dinantikan.
  • Ia selalu menunjukkan rasa hormat kepada siapapun dan mencari nilai positif dari orang yang ia temui.
2. Keyakinan tentang pembelajar. Ia meyakini bahwa ia tidak dapat berfungsi secara maksimal jika ia tidak memiliki keyakinan yang positif tentang pembelajar. Baginya:
  • Orang adalah makhluk yang ingin belajar. Dan mereka belajar setiap saat.
  • Orang ingin mengembangkan potensi mereka.
  • Orang membuat pilihan yang terbaik yang ada pada waktu yang mereka anggap tepat.
  • Ia yakin orang akan belajar bila cara yang ditawarkan sesuai untuk mereka. Mereka akan memilih dan menentukan cara yang terbaik untuk mereka.
  • Ia percaya kalau orang belajar melalui praktek tidak hanya dengan ceramah atau belajar untuk berdiskusi.
  • Ia percaya orang berani mengambil resiko jika mereka merasa aman untuk melakukannya.
  • Ia meyakini bahwa orang selalu mengetahui lebih banyak dibandingkan yang mereka pikirkan.
  • Ia juga meyakini bahwa orang mempunyai kekhususan tersendiri. Tidak semua orang sama.
  1. Keyakinan terhadap informasi di sekeliling. Setiap hari kita dibombastis dengan informasi dengan kadar yang berbeda-beda. Perbedaan lain lagi adalah bagaimana kita menanggapi dan memberi arti terhadap informasi yang diterima. Informasi akan bernilai bila membantu untuk kemajuan. Bagi widyaiswara yang hebat, ia memberikan informasi kepada orang lain dengan mempertimbangkan bahasa yang dapat membuat orang mengerti dan informasi yang relevan dengan konteks atau situasi peserta mereka. Selanjutnya,  ia juga pertimbangkan apakah informasi yang diberikan itu dapat membuat perbedaan terhadap orang yang mereka hadapi.
  1. Keyakinan tentang bagaimana dunia ini beroperasi. Ahmad Albar berujar ”dunia ini adalah panggung sandiwara dan setiap orang memerankan peranan masing-masing”. Shakespeare, pengarang novel Inggeris yang terkenal, berpuluh tahun yang lalu juga telah mengatakan hal senada. Widyaiswara hebat selalu menyadari bahwa ia memainkan beragam peran dan tujuan. Kadang peran sungguhan, kadang juga peran yang dirancang. Panggung widyaiswara tidak hanya dalam kelas. Ia memiliki panggung yang cukup luas. Oleh sebab itu, widyaiswa hebat  selalu meyakini bahwa:
    • Setiap prilakunya adalah komunikasi.
    • Setiap kegagalannya adalah kesempatan untuk maju lebih baik.
    • Ia yakin ia yang menciptakan cerita untuk kehidupannya  sendiri.
    • Ia memahami bahwa ia adalah gabungan otak, tubuh dan semangat, dan otak, tubuh dan semangat ini bekerja dengan sangat prima bila mereka bekerja bersama-sama.
    • Perjalanan menuju kesempurnaan tidak pernah berakhir. Jadi ia tidak cepat lelah. Ia tetap bersemangat untuk menuju hebat.
    • Dunia ini melimpah ruah dengan banyak hal. Ia yakin hanya ia yang mampu menciptakan manfaat dari apa yang ada.
    • Integritas akan membuahkan penghargaan untuk dirinya.
    • Ia yakin ia selalu mempunyai pilihan. Sulit/mudah, senang/sedih, sendiri/ramai adalah contoh pilihan hidup yang dapat ia lakukan.
    • Ia adalah pencipta buka korban. Jadi, ia tidak percaya dengan kata diwidyaiswarakan yang terkesan ia menjadi korban sistem birokrasi yang zolim.
    • Apapun yang ia impikan bisa saja terjadi.
Penutup
Setelah membaca, mendengar tentang dan  mengamati widyaiswara-widyaiswara yang hebat dan belajar menjadi widyaiwara hebat saya semakin yakin bahwa perjalanan panjang untuk menjadi widyaiswara yang hebat itu tidak akan pernah berakhir. Mungkin ada ups and downs. Tapi saya tau bahwa saya tidak sendiri. Fisik saya mungkin semakin mengkerut tapi hati saya selalu ingin segar dengan pengalaman baru yang siap untuk saya share  dengan sesama kolega seperjuangan.

sumber asli : http://www.ditbin-widyaiswara.or.id/artikel2.html#menjadi

Kamis, 14 Juli 2011

LAPORAN MOT PADA PELATIHAN CAWID 2011 KEMENKES RI


Assalamualaikum Wr Wb
Selamat Pagi/Salam sejahtera untuk kita semua
Yang kami Hormati,
  • Bapak Kepala Pusat Diklat Aparatur Kemenkes dalam hal ini diwakili oleh Bapak Trihono selaku Kepala Bidang.....
  • Panitia Pelatihan Cawid 2011, serta seluruh Peserta Pelatihan Cawid 2011 Kemenkes RI
  • Bapak/ibu hadirin sekalian.
            Puja dan puji kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul untuk melaksanakan penutupan Pelatihan Calon Widyaiswara tahun 2011 Kementerian Kesehatan.
             Bapak Kapus serta hadirin yang kami muliakan, izinkan kami selaku MOT dalam pelatihan ini untuk menyampaikan laporan kegiatan pelatihan, yang mana dimulai sejak tanggal 6 Juni s/d 8 Juli 2011, terdiri dari 33 orang peserta yang berasal dari daerah, yang terdiri dari 4 orang dari BBPK Ciloto, 3 orang dari BBPK Makassar, 2 orang dari Bapelkes Salaman, 2 orang dari Bapelkes Jawa Barat, kemudian masing masing 1 orang dari Dinkes Kota Kendari, Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, UPT Latkesmas Murnajati, Dinkes Prov.Bali, Bapelkes Prov. Lampung, RSUD Pambalah Batung Amuntai, Dinkes Prov. Bangka Belitung, Badan Pengelola SDM Papua, Dinkes Prov. Papua, Dinkes Prov. Jambi, Badan Pelatihan dan Penelitian Kes. Prov. Maluku, Dinkes Kota Mataram, Setda Kab. Minahasa Selatan, Bapelkes Prov. Sumatera Utara, Dinkes Kota Pagar Alam, Dinkes Kab. Cianjur, RSUD Kota Batam, Dinkes Kab. Klaten, Dinkes Kab. Rejang Lebong, serta 3 orang titipan dari LAN yang terdiri dari BKPP Kota Tangerang Selatan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya.
           Selama pelatihan berlangsung, alhamdulillah semua peserta dapat hadir dan mengikuti proses jalannya pelatihan dengan baik serta  diiringi dengan kesehatan yang baik pula, hal ini terlihat jelas pada wajah -wajah peserta yang hadir di ruangan sore ini. Sejak hari pertama pelatihan dibuka dan dilanjutkan dengan melaksanakan dinamika kelompok, MOT mengajak para peserta untuk membangun komitmen bersama selama pembelajaran berlangsung, dan syukur alhamdulillah seluruh peserta komit untuk melaksanakan dan mematuhi seluruh komitmen tersebut, sehingga mulai dari awal pembelajaran hingga berakhirnya pembelajaran  pada hari ini, proses pembelajaran berlangsung secara aktif dan interaktif sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan oleh panitia.
          Selanjutnya, Bapak Kapus kami laporkan bahwa seluruh fasilitator yang mengampu mata diklat dalam pelatihan Cawid ini sangatlah profesional dan sungguh luar biasa, secara umum seluruh fasilitator menguasai materi yang disampaikan dan mampu menjadi motivator serta inspirator bagi peserta, sehingga para peserta merasa termotivasi untuk mengikuti pelatihan serta melaksanakan seluruh  tugas- tugas pembelajaran dengan baik selama pelatihan berlangsung. Dengan harapan kedepan kita akan menghasilkan widyaiswara yang tangguh, mandiri dan wow.
           Untuk itu semua, pada hari ini, kami MOT berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada institusi serta panitia yang telah mempercayai kami untuk mendampingi peserta selama pelatihan Cawid ini berlangsung, serta terima kasih kami juga kepada seluruh peserta Pelatihan yang sungguh kooperatif dan penuh semangat selama pelatihan berlangsung. Namun sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja, izinkan kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
           Kami ucapkan kepada bapak/ibu peserta sekalian, selamat untuk kembali ke daerahnya masing-masing dan menemukan keluarga di rumah dalam keadaan sehat wal afiat tanpa kurang suatu apapun, Insya Allah sesuai dengan harapan kita bersama bapak/ibu segera mendapatkan rekom dan dapat bekerja sesegera mungkin.

Demikian laporan kami ini. Salam sehat untuk kita semua
Billahitaufik walhidyah...Wassalamualaikum Wr Wb

hormat kami
Haslinda Daulay


Sabtu, 09 Juli 2011

MIMPI ANTARA PETUNJUK ATAU BUNGA TIDUR


Oleh : WIWIN EFRIZAL, SST Gizi
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
 
Mimpi adalah halusinasi yang terjadi pada saat kita dalam keadaan tidur. Beragam peristiwa terjadi dalam bentuk mimpi pada setiap orang. Ada mimpi yang indah, tetapi ada pula mimpi yang menakutkan, sehingga ketika terbangun si pemimpi masih menggigil karena ketakutan. Mimpi sebenarnya dapat diciptakan oleh si pemimpi sendiri sebagaimana alkisah Abunawas ketika beliau dipanggil oleh Sultan agar membuat Sultan bermimpi.
Pada awalnya Abunawas kebingungan setengah mati memikirkan bagaimana caranya agar Sultan dapat bermimpi sesuai dengan keinginan Beliau. Mustahil rasanya “menciptakan” mimpi dalam tidur seseorang, karena tidak ada seorang manusiapun yang mengetahui dan mampu mengatur kapan, dimana dan apa yang akan dimimpikannya. Setelah berpikir sepanjang malam, akhirnya Abunawas dengan wajah sedih datang menghadap Baginda di Istananya.
Ketika melihat Abunawas dengan wajah sedih menghadapnya, Baginda tertawa, karena keinginan beliau untuk menguji Abunawas dengan sesuatu yang tidak bisa dilakukannya berhasil. Setelah menghatur sembah dan tetap dengan wajah yang sedih, Abunawas memberitahukan kepada Baginda bahwa kuda kesayangan beliau telah lepas dan pergi entah kemana. Baginda sangat gusar dan memerintahkan para prajurit untuk mencari kuda kesayangan beliau tersebut. Seluruh negeri telah dijelajahi, tetapi sang kuda tetap juga tidak dapat ditemukan. Baginda hanya dapat termenung memikirkan kuda kesayangannya, sehingga beliau kehilangan selera makan dan bersedih hati.
Separuh malam telah berlalu, tetapi kuda Baginda tetap tidak ditemukan. Baginda tambah gusar dan terus memikirkan dimana gerangan kudanya berada. Akhirnya karena kelelahan memikirkan kudanya, sang Baginda pun tertidur dan dalam tidurnya Baginda bermimpi menunggangi kudanya di sebuah taman yang indah dengan pakaian gemerlapan.
Keesokkan harinya Abunawas datang kembali menghadap Baginda dengan membawa serta kuda beliau dan mengatakan bahwa keinginan Baginda untuk bermimpi menunggang kudanya di sebuah taman yang indah telah terpenuhi dan tugas yang dibebankan kepada Abunawas telah terlaksana dengan baik. Baginda sekali lagi harus mengakui kecerdikan Abunawas.
Tidur merupakan suatu keadaaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik (sentuhan) atau dengan rangsangan lain. Setiap malam, sebenarnya kita mengalami dua macam tidur, yaitu tidur yang nyenyak/tenang dan tidur yang tidak nyenyak/tenang. Diperkirakan 25 % dari masa tidur kita terdiri dari tidur yang tidak nyenyak, dan pada masa ini sering terjadi mimpi yang hidup, seolah-olah merupakan suatu kenyataan.
Tidur yang dapat menimbulkan mimpi baru terjadi antara 80 menit sampai 100 menit  setelah orang tersebut tertidur dan akan berulang setiap 90 menit. Pada saat tidur, aktifitas otak kita mengalami penurunan, meskipun demikian pada saat-saat tertentu terjadi peningkatan aktifitas otak dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20 %. Hal tersebut akan berulang setiap 90 menit dan pada saat aktifitas otak meningkat tersebut dapat terjadi mimpi yang berlangsung antara 5 menit sampai 30 menit, meskipun kita merasa sangat lama. Walaupun demikian peningkatan aktifitas otak tersebut hanya berlangsung di beberapa bagian otak saja, dan tidak pada bagian otak yang dapat membuat kita terjaga.
Peningkatan aktifitas otak yang tak disadari inilah yang memunculkan mimpi sesuai dengan apa yang kita pikirkan atau yang kita rasakan. Sesuatu yang tersimpan dalam hati kita, meskipun kita upayakan untuk ditutupi akan dapat terbuka melalui sebuah mimpi. Alam bawah sadar kita akan membimbing kita untuk bermimpi.
Kadang-kadang mimpi tersebut adalah suatu keinginan tersembunyi dari kita yang muncul tanpa kita sadari. Kadang-kadang mimpi tersebut adalah suatu ketakutan yang kita rasakan yang kita coba untuk disembunyikan. Kadang-kadang mimpi tersebut sesuatu yang tidak dapat kita pahami, mengapa dan apa artinya. Oleh karena itu, mimpi sering pula disebut orang sebagai Bunga Tidur. Hanya sekedar memperindah tidur yang menyenangkan.
Meskipun demikian, tidak selamanya mimpi hanya berperan sebagai bunga tidur. Sebagai ungkapan keinginan yang tersembunyi, mimpi dapat menjadi motivasi kita dalam mencapai impian. Demikian pula bila mimpi itu merupakan ungkapan ketakutan, akan mengajarkan kita untuk mencoba berusaha dan tegar dalam menghadapinya. Mimpi juga dapat menjadi suatu petunjuk bagi kita dalam menghadapi masa yang tak dapat diramalkan, sebagaimana kisah nabi Yusuf yang dikalamkan dalam Al Quran.

 “Ya Tuhanku! Sungguh Engkau telah menganugerahkan kerajaan kepadaku dan Engkau telah mengajarkan kepadaku dari hal takwil mimpi, Engkau menciptakan langit dan bumi, Engkau waliku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku sebagai seorang muslim dan perhubungkanlah aku dengan orang-orang yang salih”
(QS ; 12 ; 102)

 Surat Yusuf di atas menjelaskan pada kita, bahwa nabi Yusuf AS, merupakan nabi yang mampu mentakwilkan mimpi. Kemampuan nabi Yusuf AS untuk mentakwilkan mimpi adalah mukjizat dari Allah SWT. Dengan kemampuannya, beliau mampu meyakinkan Firaun untuk bersiap-siap dalam menghadapi terjadinya kemarau panjang selama tujuh tahun setelah musim panen raya selama tujuh tahun pula.
Surat ini juga menyiratkan kepada kita, bahwa tidak semua mimpi merupakan bunga tidur atau cerita bohong belaka, tetapi kadang-kadang mimpi juga menjadi petunjuk dari Allah SWT kepada kita, karena mimpi merupakan bentuk “nyata” perasaan kita yang tersembunyi. Kita harus mampu menterjemahkan arti mimpi dalam bentuk yang positif dan mendukung upaya kita dalam bertakwa kepada Allah SWT. Terlalu percaya dengan arti mimpi dan membawa kita pada sikap mempersekutukan Tuhan, merupakan pekerjaan syetan.
Beberapa mimpi, seperti mimpi kecelakaan, kadang-kadang mempengaruhi kita untuk mencoba menolak bala dengan cara “memandikan” kendaraan kita dengan air kembang. Padahal bila kita menyikapi positif, mimpi tersebut menunjukkan pada kita agar lebih berhati-hati dalam berkendaraan, memperhatikan kelayakan kendaraan kita dan yang terpenting berserah diri pada Allah SWT, karena manusia hanya dapat berencana. Ibarat pepatah, “Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih”
Mungkin mimpi adalah bunga tidur atau mungkin pula sebuah petunjuk dari Allah SWT, tetapi kita juga harus berhati-hati apabila kita selalu bermimpi setiap tidur, karena hal tersebut menunjukkan pada kita adanya “kerusakan pada signal-signal otak”. Sebaliknya tidak bermimpi karena sulit tidur atau insomnia juga menunjukkan pada kita adanya gangguan fikiran yang menghambat terjadinya penurunan aktifitas otak. Ternyata mimpi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena di dalam sebuah mimpi terkandung rahasia Allah SWT. Siapa bilang bahwa mimpi hanya sebagai bunga tidur ?

WELCOME TO OURBLOG

Selamat datang ke blog Widyaiswara Kementerian Kesehatan RI. Blog ini diperuntukkan bagi semua teman-teman yang terlibat dalam Pelatihan Calon Widyaiswara yang diselenggarakan oleh Pusat Diklat Aparatur Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara RI di Pusdiklat Kemenkes RI jalan Hang Jebat Raya Blok F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada tanggal 6 Juni - 8 Juli 2011.